UPAYA PUTUS MATA RANTAI STUNTING DI KALIMANTAN TIMUR, DANONE INDONESIA BENTUK KOMUNITAS ISI PIRINGKUDI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA (PPU)
Penajam Paser Utara, 30 Mei 2024 – Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Sekretariat Negara RI, prevalensi stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) cukup tinggi, yaitu 27,3% di tahun 2021 dan 21,8% di tahun 2022. Angka ini lebih tinggi daripada prevalensi nasional, yaitu 21,6% di tahun 2022. Tingginya angka stunting ini salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh dan asupan gizi yang rendah dari makanan yang dikonsumsi selama ibu mengandung dan masa pertumbuhan balita. Kejadian stunting pada saat balita dapat memberikan dampak pada kejadian stunting usia sekolah maupun dampak jangka panjang di masa depan. Dengan jumlah penduduk 178.681 jiwa (BPS Kabupaten PPU, 2020), Kabupaten PPU khususnya Kecamatan Penajam menjadi lokus stunting yang membutuhkan edukasi. Untuk itu, Danone Indonesia menghadirkan program Komunitas Isi Piringku yang berlokasi di Penajam Paser Utara, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten PPU dan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya edukasi kesehatan, gizi, dan pola asuh yang baik selama periode tumbuh kembang anak sebagai upaya inovatif, promotif, dan preventif menuju Generasi Emas 2045.
Drs. Makmur Marbun, M.Si – PJ Bupati Kabupatan Penajam Paser Utara (PPU) memberikan apresiasi atas inisiatif Danone Indonesia dalam membentuk Komunitas Isi Piringku di Kabupaten Penajam Paser Utara. “Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Danone Indonesia, lewat program Komunitas Isi Piringku ini, semoga kedepannya tidak ada lagi anak-anak yang stunting, tidak ada lagi anak-anak sekolah yang sulit berkonsentrasi dan mengantuk dikarenakan kurangnya gizi dan nutrisi. Kami menyambut baik inisiatif yang turut membantu pemerintah mengatasi permasalahan gizi dan nutrisi“, jelas Makmur.
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengalami kekurangan asupan gizi dapat membatasi perkembangan fisik dan kognitif, dalam jangka panjang hal ini berdampak pada kualitas generasi yang rendah sehingga akan berpengaruh pada produktivitas dan daya saing. Mencegah permasalahan ini, diperlukan kerjasama berbagai pihak dalam menjalankan langkah-langkah strategis pencegahan stunting sejak dini.
Ariati Dina Puspitasari – Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah menyambut baik kerja sama yang dilakukan bersama Danone Indonesia. Ariati menuturkan bahwa Nasyiatul Aisyiyah memiliki fokus dan komitmen yang sama terhadap penyelesaian masalah stunting di Indonesia. “Kami merasa memiliki visi yang sama dengan Danone Indonesia dalam memajukan dan menciptakan generasi sehat dan kuat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Mudah-mudahan dengan kerjasama dengan Danone Indonesia, kami semakin bisa memberikan kebermanfaatan untuk Kabupaten Penajam Paser Utaraâ€, jelas Ariati. Komitmen Danone Indonesia dalam program Bersama Cegah Stunting sebagai payung program Komunitas Isi Piringku telah menjangkau 8.6 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, melalui 3 pilar, yakni pola asuh, pola makan, dan sanitasi. Arif Mujahidin – Corporate Communication Director Danone Indonesia menjelaskan komitmen Danone Indonesia dalam mencegah dan memutus mata rantai permasalahan stunting di Indonesia, lewat program Komunitas Isi Piringku yang berfokus pada edukasi gizi seimbang, dengan menjangkau komunitas ibu hingga kader kesehatan, hal ini dapat tercapai tentunya dengan adanya kerjasama yang baik berbagai pihak. “Program yang serupa dengan Isi Piringku telah dilakukan di banyak negara, karena permasalahan gizi ini unik. Gizi tidak boleh berlebih, tapi juga tidak boleh kurang. Apabila kurang dapat menyebabkan stunting, dan apabila berlebih bisa juga sebabkan obesitas dan sebabkan risiko penyakit lainnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, tidak ada satu pun pemangku kepentingan yang bisa menyelesaikannya sendirian. Itulah kenapa hari ini kita patut bersyukur, bahwa ada banyak pihak yang memiliki fokus yang sama dan mau berbuat hal yang sama jugaâ€, tutup Arif.