Sarihusada Bersama Pemerintah Lakukan Percepatan Vaksinasi LSD Pada Hewan Ternak
Halo Sahabat!
Belum pulih dari kerugian akibat dari serangan virus PMK, peternak juga dihadapkan dengan merebaknya wabah penyakit LSD yang menyerang sapi mereka. LSD atau Lumpy Skin Disease adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Poxviridae. Gejala penyakit ini  berupa munculnya benjolan pada kulit sapi di area leher, punggung dan perut. Efek dari penyakit  ini akan membuat sapi demam, mengalami penurunan nafsu makan dan metabolisme yang mengakibatkan produksi susu menurun dan bahkan bisa menyebabkan  kematian pada hewan ternak.
Virus ini menyebar lewat gigitan nyamuk dan lalat dengan tingkat penularan yang cepat baik pada sapi hidup dalam satu kandang maupun kendang yang berdekatan, salah satu cara penanganannya adalah dengan secepatnya memberikan vaksinasi pada sapi yang masih sehat sehingga membuat sapi memiliki imunitas yang kuat. Selain itu sebagai pencegahan bisa juga melakukan karantina kepada ternak yang sudah terinfeksi untuk diobati serta mengatasi serangga nyamuk dan lalat sebagai perantara si virus.
Keberadaan penyakit LSD jelas merugikan peternak sapi secara eknomi, hal ini diungkapkan oleh salah satu peternak, Ibu Retnowati, menurutnya serangan LSD ini seperti peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga. Serangan LSD menyebabkan produksi susu sapi menurun, sementara biaya operasional tetap berjalan, sapi yang terkena LSD bila dijual harganya turun sedangkan bila tidak dijual terancam menularkan LSD kepada sapi lainnya.
Itu sebabnya PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) mendukung Pemerintah Kabupaten Sleman secara proaktif melakukan pengendalian virus dengan memberikan vaksin perdana pada Januari 2023 sebanyak 1100 dosis vaksin. Dalam implementasinya Sarihusada menggandeng Satuan Tugas PMK Universitas Gajah Mada, (UGM), relawan kesehatan hewan, akademisi, peternak sapi perah, Koperasi Susu Samesta, UPP Kaliurang, dan gabungan Tenaga Kesehatan Kehewanan (Nakeswan) melakukan percepatan vaksinasi di Kabupaten Sleman di dua lokasi yaitu Kecamatan Pakem dan Kecamatan Cangkringan. Tantangan tindakan pencegahan LSD bukan hanya pada ketersediaan vaksin melainkan kurangnya tenaga kesehatan kehewanan yang bersertifikasi untuk melakukan vaksin.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyadari bahwa serangan LSD ini bisa merugikan peternak. Pada saat melakukan vaksin perdana khususnya pada ternak sapi dan kerbau beliau menjelaskan bahwa tujuan vaksin adalah memberikan imunitas bagi ternak yang sehat agar tidak terjangkit virus LSD serta menurunkan tingat kematian pada hewan ternak dan berharap pemberian vaksin LSD bisa menghentikan penyebaran virus LSD dan bisa menghentikan kerugian yang dialami peternak.
Saat ini dampak positif dari pemberian vaksin LSD telah mampu menekan dan mengendalikan penyebaran virus LSD, sehingga diharapkan kerugian petani bisa ditekan. Gerakan bersama vaksinasi ini diikuti oleh 70 orang terdiri dari 29 nakeswan pemerintah, 19 nakeswan UGM, 22 pengurus koperasi dan kelompok ternak. Pada kesempatan ini Joko Yulianto selaku Danone Specialized Nutition Factory Manager East menjelaskan bahwa upaya Sarihuasada adalah wujud respon cepat dari situasi yang dihadapai peternak sapi perah saat ini dan sejalan dengan program Sarihusada dalam mendampingi peternak sapi di kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah supaya peternak mampu meningkatkan produksi susu sapi berkualitas sehingga berujung kepada peningkatan kesejahteraan peternak sapi. Yuk Sahabat kita doakan supaya wabah LSD ini segera teratasi ya!