Danone Indonesia Gandeng 6000 Duta GESID (Generasi Sehat Indonesia) dalam National Gathering 2024 untuk Wujudkan Generasi Sehat Bebas Anemia
Jakarta, 5 Desember2024 – Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 memaparkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,5%, hanya turun 0,1% dari tahun 2022, dan wanita usia remaja (15-24 tahun) memiliki prevalensi anemia sebesar 15,5%. Titik awal pencegahan stunting dapat dimulai sejak remaja, di mana para remaja nantinya melanjutkan dan melahirkan generasi maju yang sehat, unggul, dan berkarakter. Sejalan dengan fokus pemerintah, Danone Indonesia menghadirkan program GESID atau Generasi Sehat Indonesia yang menyasar remaja dan mengintegrasikan berbagai elemen sebagai langkah pencegahan anemia dan stunting dalam upaya mencapai gagasan Generasi Emas Indonesia 2045.
Sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh duta GESID yang telah berkomitmen untuk membuat media edukasi gizi dan menyebarkannya kepada teman sebaya, dilaksanakan National Gathering tahun 2024 pada (23/11). Adapun agenda acara mencakup berbagai aktivitas seperti kompetisi media sosial, kompetisi Speaker hingga kompetisi “Aksi Duta GESID” yang bertujuan untuk memicu semangat para duta untuk mengedukasi teman sebaya atau penyebaran informasi seputar kesehatan.
Catur Budi Santosa, S.E., M.Ak. – Lead Kemitraan PDM.11 Gerakan Sekolah Sehat, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RepubIik Indonesia mengapresiasi inisiatif dan dukungan Danone Indonesia dalam program pemerintah khususnya dalam mencegah permasalahan anemia dan stunting. “Salah satu upaya yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah status kesehatan peserta didik. Untuk itu, sejak tahun 2022 dihadirkan Kampanye Sekolah Sehat, yang berkembang menjadi Gerakan Sekolah Sehat, dan Danone Indonesia menjadi salah dari 7 mitra pertama yang mendukung inisiatif tersebut. Terdapat lima fokus Gerakan Sekolah Sehat, yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan. Termasuk melalui kegiatan GESID, kami berharap komitmen para Duta semakin kuat, untuk mengedukasi para rekan sebaya atau peer to peer education. Kami juga berharap para Duta dapat mendukung program Sekolah Sehat di masing-masing wilayah dan menginspirasi sekolah – sekolah juga mitra lainnya untuk lebih berkontribusi khususnya dalam mengatasi permasalahan anemia dan stunting”, papar Catur
Nopian Andusti, S.E., M.T. – Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, permasalahan stunting akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan mencegahnya, dibutuhkan kolaborasi antar pihak, “Stunting mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, di mana stunting mempengaruhi kemampuan kognitif juga dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular. Sementara itu, periode remaja jadi salah satu periode paling kritis dalam perkembangan manusia dan status kesehatannya akan berdampak pada tahapan fase kehidupan berikutnya, termasuk paska saat menikah, hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, percepatan penurunan stunting jadi salah satu prioritas pembangunan. Sehingga, kita perlu terus berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para remaja, anak-anak kita, tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang. Saat ini, ada 4 provinsi binaan program GESID yang termasuk dalam 12 provinsi prioritas pencegahan stunting yang dikembangkan BKKBN”, jelas Nopian.
Selain berdampak pada kesehatan secara fisik, anemia juga berdampak pada kesehatan mental. Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., FRSPH. – Medical and Science Director Danone Indonesia, memaparkan, “Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan, anemia bukan saja keadaan kurang darah tapi berdampak pada siklus hidup, termasuk siklus hidup remaja. Anemia dapat menurunkan imunitas, yang membuat gampang terkena infeksi, kondisi ini juga berdampak pada kemampuan aktivitas fisik dan performa yang menurun, dan kemudian memicu adanya gangguan kesehatan mental. Kurangnya zat besi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anemia defisiensi besi, dan perlu diingat, bahwa hormon kebahagiaan atau dopamine dapat diproduksi jika zat besinya cukup, jika dopaminenya tidak diproduksi, maka dapat terjadi kecemasan, mudah mengantuk, suka marah atau emotionally unstable”, jelas Ray.
GESID merupakan sebuah program edukasi gizi dan kesehatan serta pembentukan karakter yang berpusat pada pemberdayaan remaja sebagai pendidik sebaya di sekolah. Program ini diinisiasi oleh Danone Indonesia yang bekerja sama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB dan telah mendapatkan dukungan oleh BKKBN RI, yang menjangkau remaja usia SMP dan SMA di >10 Provinsi serta >20 Kab/Kota di Indonesia. Rizki Pohan – Health & Nutrition Senior Manager Danone Indonesia memaparkan bahwa, “Danone Indonesia berkomitmen membawa kesehatan ke sebanyak mungkin orang melalui produk-produknya. Ini berlaku secara global, juga di Indonesia. Sejalan dengan fokus pemerintah untuk mengatasi permasalahan stunting yang sangat erat kaitannya dengan anemia, kami memiliki Danone Impact Journey yang terdiri dari 3 pilar, yaitu Health, Environment, dan People & Community, dimana program GESID masuk dalam kategori Health. Kami berharap, GESID dapat berkontribusi dalam pencegahan masalah anemia dan stunting sejak remaja, dan Duta disiapkan menjadi calon pemimpin di tahun 2045 mendatang.”
Sejak tahun 2021 hingga 2024, program GESID berhasil menyasar 613 SMP dan SMA, 6.133 duta GESID, lebih dari 70.000 siswa/i, serta menjangkau amplifikasi digital dan social media ≥ 3 juta. Capaian tersebut dapat diraih atas kerja sama dan dukungan dari sekolah, para mitra, pemerintah, serta pemangku kebijakan lainnya. Harapannya, program GESID dapat berjalan secara berkelanjutan sehingga kita bisa bersama-sama mewujudkan remaja Indonesia yang sehat, unggul, dan berkarakter dalam sehingga menjadi generasi penerus bangsa dan tonggak utama dalam melahirkan generasi maju, sehat, unggul, dan berkarakter. Melalui pertemuan akbar para duta GESID secara nasional yang diadakan tiap tahunnya, diharapkan pertemuan ini dapat menjadi wadah untuk saling menebarkan inspirasi serta merekatkan ikatan antar para duta sehingga semangatnya kian berkobar untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan dalam memberikan edukasi gizi dan kesehatan.