Tak Berkategori

Danone Indonesia Dukung Percepatan Penanggulangan Stunting dengan Meluncurkan Iklan Layanan Masyarakat “Cegah Stunting itu Penting”

5 Oktober 2022

Danone Indonesia melakukan inisiatif untuk mencegah stunting yang menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang dihadapi oleh anak-anak di Indonesia. Melansir Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang tinggi, yakni 24,4 persen.

Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan inisiasi Danone dalam membantu Indonesia mencapai visi Indonesia Emas di tahun 2025 mendatang. Alasannya karena stunting tidak hanya berdampak ke kondisi fisik, melainkan juga tingkat kecerdasan dan daya saing generasi bagi para generasi muda penerus bangsa.

Pemerintah sendiri telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Target penurunan prevalensi stunting secara signifikan dari 24,4 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024 juga sudah dibuat. Upaya ini tentu sudah terlebih dahulu ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. menjelaskan bahwa untuk mencapai target itu, penurunan stunting harus mencapai angka 2,6 persen per tahun. 

Danone Indonesia turut mengambil peran penting dengan meluncurkan iklan layanan masyarakat dengan tajuk “Cegah Stunting itu Penting”. Peluncuran iklan ini juga sekaligus memperingati Hari Anak Nasional 2022, Danone Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah untuk meluncurkan iklan layanan masyarakat. 

Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto mengatakan bahwa upaya pemerintah selaras dengan misi perusahaan, yakni menjaga kesehatan masyarakat melalui makanan dan minuman. Tujuan pembuatan iklan layanan masyarakat tersebut adalah untuk mengedukasi publik tentang pencegahan dan cara menangani stunting lewat enam pesan kunci. 

Adapula keenam pesan kunci tersebut, antara lain meminum tablet penambah darah setiap hari, mengikuti kelas ibu hamil agar janin sehat, dan cukup air susu ibu (ASI) saja sampai usia enam bulan, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir; menggunakan fasilitas kamar mandi yang sehat, dan rutin ke pos pelayanan terpadu (posyandu) di setiap bulannya. 

Saat video iklan “Cegah Stunting itu Penting” telah siap untuk ditayangkan dan disebarluaskan ke masyarakat melalui media elektronik, kanal digital, dan media sosial (medsos). Iklan ini juga dibuat sebagai bentuk edukasi publik untuk tujuan pembangunan perubahan perilaku dalam menjaga kesehatan.

“Kami berharap, inisiatif ini dapat mendukung target penurunan angka stunting di Indonesia dan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia dapat memahami tentang pencegahan stunting,” ujar Vera.

Faktanya pencegahan stunting masih menjadi fokus pemerintah yaitu untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045. Memang permasalahan stunting bisa berdampak panjang pada kesehatan dan produktivitas sumber daya manusia (SDM). Dari segi ekonomi, stunting menimbulkan kerugian sebesar 2-3% dari produk domestik bruto (PDB) per tahun atau lebih dari Rp 500 triliun per tahun, dengan asumsi PDB Indonesia pada tahun 2021 sebesar Rp 16.970 triliun. 

Kerugian tersebut terjadi karena anak yang mengalami kondisi stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20% lebih rendah ketimbang anak yang tidak mengalami stunting ketika dewasa. 

Menurut Teguh, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah edukasi publik. Namun, upaya edukasi ini masih memiliki sejumlah kendala. Salah satunya, keterbatasan sumber daya untuk advokasi dan edukasi stunting di masyarakat. 

“Kami memiliki optimisme yang besar bahwa target ini dapat tercapai bila dilakukan secara pentaheliks dengan melibatkan pihak swasta, perguruan tinggi, masyarakat, dan media,” ujar Teguh.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Nissa Cita Adinia, SSos, MCommun pun mendukung upaya tersebut. Nissa mengatakan bahwa iklan layanan masyarakat tentang stunting merupakan alat yang efektif dalam menjangkau masyarakat luas dan menyeluruh. Pasalnya, metode ini dapat meningkatkan kesadaran publik dan mengedukasi perilaku yang penting dalam mencegah stunting. 

Atas upaya Danone Indonesia dalam mewujudkan edukasi publik, Teguh mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih. Pasalnya, perusahaan yang memiliki visi perusahaan “One Planet, One Health” satu ini telah mendukung penguatan program iklan untuk pencegahan stunting. 

Apresiasi kepada Danone Indonesia juga datang dari Nissa. Dengan iklan yang dibuat perusahaan Danone mampu memuat kedua figur orangtua, yakni ayah dan ibu. 

“Kemunculan kedua figur tersebut berarti juga menunjukkan pencegahan stunting dari rumah bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan atau sang ibu. Hal-hal seperti ini penting ditampilkan,” ujar Nissa. Ia berharap, iklan tersebut mampu mengedukasi kebiasaan-kebiasaan mudah yang tentu bisa dilakukan dari rumah untuk mencegah risiko stunting. 

Sebagai informasi tambahan, selain edukasi melalui iklan layanan masyarakat, Danone Indonesia juga memiliki program berbasis multi-stakeholders “Bersama Cegah Stunting”. Program ini sudah digalakkan sejak tahun 2003 dan telah menjangkau lebih dari 1 juta penerima manfaat. Program tersebut mengintegrasikan intervensi spesifik dan sensitif dengan memfasilitasi koordinasi, identifikasi, dan informasi terkait lokasi stunting. 

Selain itu, perusahaan juga memberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang lewat program Isi Piringku, meningkatkan kebiasaan minum air putih 7-8 gelas lewat program Ayo Minum Air (AMIR), dan edukasi anemia untuk memutus mata rantai stunting pada remaja lewat Generasi Sehat Indonesia (GESID) dalam mengoptimalkan upaya pencegahan stunting. 

Lebih lanjut, Vera menjelaskan, perusahaannya juga memberikan akses air bersih, penyehatan lingkungan, dan pendidikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat melalui akses air bersih dan sanitasi higienis (WASH). 

“Kami berharap, inisiatif yang kami lakukan bisa menginspirasi pemangku kepentingan dan pihak swasta lain untuk tetap aktif melakukan kemitraan. Utamanya, untuk mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting dan mendukung terciptanya anak generasi maju di Indonesia,” tambah Vera.