Tak Berkategori

Dorong Kelestarian Alam dengan Ekonomi Sirkular bersama Danone Indonesia

27 September 2022

Sampah menjadi masalah besar hingga tingkat di global mengingat pengelolaannya yang tidak sesuai. Selain itu, kesadaran masyarakat akan gaya hidup bersih dan sehat masih jauh dari target, termasuk cara memilah sampah dan budaya buang sampah di tempatnya.

Memang isu pengelolaan sampah menjadi tantangan yang sangat besar bagi dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2021. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik. 

Berbagai upaya pengelolaan sampah diperlukan oleh semua pihak dari masyarakat, pemerintah, hingga pihak swasta. Danone-AQUA turut melakukan perannya untuk membantu pengelolaan sampah yang baik di Indonesia.

Danone-AQUA memperkenalkan program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), yaitu sebuah program pengelolaan sampah yang bertujuan untuk peningkatan daur ulang sampah plastik di Indonesia dengan mengembangkan kerjasama unit-unit bisnis pengumpulan sampah plastik.

Selain itu, program IRI juga akan mengoptimalkan produktivitas dari fasilitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat, membangun kerja sama dengan industri daur ulang dan perusahaan-perusahaan swasta. 

Tujuan lainnya juga mencakup berbagai sektor seperti meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah, serta meningkatkan kesejahteraan pemulung yang merupakan salah satu komponen penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia.

Jeffri Ricardo selaku Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia menjelaskan program IRI dari Danone-AQUA. 

“Program IRI diinisiasi oleh Danone Ecosystem, Danone-AQUA, Veolia Services Indonesia, dan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) yang merupakan bagian dari gerakan #BijakBerplastik yang diusung oleh Danone-AQUA sebagai bentuk komitmen mendukung Gerakan Indonesia Bersih dan sebagai platform pengembangan Ekonomi Sirkular di Indonesia. 

Melalui IRI, kami ingin memperkuat pilar-pilar utama dari #BijakBerplastik yaitu Pengumpulan, Edukasi, dan Inovasi, dimana program ini utamanya berfokus pada pilar pengumpulan (collection) dengan memperkuat ekosistem pengumpulan dan pengelolaan sampah. Selain itu IRI juga mendukung visi #BijakBerplastik, yaitu mengumpulkan plastik lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2025,” ujarnya.

Melalui IRI, nantinya gerakan #BijakBerplastik siap menciptakan siklus hidup kedua dari botol plastik bekas. Nantinya IRi akan membuat ekosistem agar botol plastik dapat dikumpulkan dari beberapa sumber yaitu pusat penyortiran kota (TPS3R), dan Mitra Pengumpulan. 

Lalu botol-botol ini akan dibawa ke mitra bisnis daur ulang Danone-AQUA untuk diolah menjadi bahan baku untuk campuran pembuatan botol baru (close loop). Melalui proses siklus daur ulang tersebut, tentunya program IRI akan berkontribusi mendukung target AQUA meningkatkan kandungan daur ulang di kemasannya hingga sebesar 50%. 

Di daerah Jawa Timur, ada Mitra Pengumpulan Bangoan Tulungagung sebagai kontributor terbesar dari segi pengiriman botol plastik bekas jenis PET ke Veolia Services Indonesia yang bertugas untuk mengolah dan memproduksi kemasan botol plastik yang baru dari plastik daur ulang tersebut. 

Kontribusi Mitra Pengumpulan ini mencapai 31,19% sepanjang tahun 2022 dari total 6.380,9 ton botol PET yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia.

“IRI turut mendukung pilar-pilar utama #BijakBerplastik karena merangkul semua pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam proses pengumpulan, melakukan edukasi, serta ikut serta dalam mengembangkan inovasi yang memberikan manfaat bagi kita semua. 

#BijakBerplastik juga membangun pendekatan ekonomi sirkular yang mampu mengurangi jumlah sampah plastik dengan menggunakan kembali maupun mendaur ulang plastik pasca konsumsi menjadi bahan baku untuk dibuat produk baru. Selain menjadi solusi bagi permasalahan sampah, Ekonomi Sirkular juga dapat memberikan dampak ekonomi yang positif bagi pelakunya,” jelas Jeffri Ricardo.